
Jakarta Scott McTominay merasa takdirnya bergabung dengan Napoli sejalan dengan impian.
Ia menggambarkan kemenangan Scudetto sebagai puncak kariernya sejauh ini, setelah memainkan peran kunci dalam kemenangan Napoli di Serie A pada musim debutnya.
Dalam wawancara dengan Radio CRC, sang pemain merenungkan musim pertamanya di Italia dan apa arti menjadi juara Serie A baginya.
Ia menggambarkannya sebagai puncak kariernya, melampaui trofi Piala FA dan Piala EFL yang diraihnya bersama Setan Merah.
"Menetap di Serie A menjadi sangat mudah berkat pelatih Conte dan rekan-rekan satu tim saya, yang telah fantastis bersama saya sejak pertama kali saya tiba," kata McTominay.
“Itu adalah momen terbaik dalam karier saya. Saya tak bisa membayangkan yang lebih baik lagi. Saya melakukan wawancara empat bulan lalu dan memberi tahu Napoli bahwa saya ingin membawa mereka meraih gelar liga, dan melalui kerja keras, kami berhasil," katanya.
Makin haus Gelar

McTominay menjadi motor penggerak lini tengah Napoli, saat mengalahkan rival abadinya Inter Milan dalam perebutan Scudetto, di laga terakhir musim ini.
Pemain berusia 28 tahun itu telah mengukuhkan dirinya sebagai favorit penggemar di Naples. Bahkan, fans membuat mural bergambar McTominay di kota tersebut sebagai bentuk penghormatan atas perannya dalam kesuksesan Napoli.
Musim ini, McTominay semakin optimistis.
“Target itu sangat penting, tetapi sekarang kami harus fokus pada musim baru dan kami harus melakukannya lagi.”
"Tim-tim hebat dan pemain-pemain hebat selalu lebih haus kemenangan, dan saya akan melakukan yang terbaik untuk tim ini. Kami memiliki banyak pertandingan tahun ini dan tim yang hebat," tegasnya.
MU Masa Lalu

Pemain internasional Skotlandia itu meninggalkan Manchester United pada musim panas 2024. Keputusan MU tersebut disebut mantan bintang Afrika Selatan, Benni McCarthy, sebagai salah satu kesalahan terbesar dalam sepak bola,
Fans MU banyak yang senang melihat kepergian McTominay saat itu. Namun, banyak dari mereka yang kini mendukung pendapat McCarthy setelah Setan Merah mengalami musim yang benar-benar mengecewakan.