Jakarta - Bek Madura United, Ruxi, memiliki impian besar bagi sepak bola Indonesia. Walau baru satu tahun berkarier di Indonesia, dia memiliki kepedulian yang luar biasa.
Pria bernama lengkap Roger Bonet Badia itu menilai talenta pesepak bola Indonesia begitu melimpah. Tetapi banyak faktor membuat mereka layu sebelum berkembang.
Sebagai negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia dan kegilaan masif terhadap sepak bola, Indonesia ibarat tambang raksasa. Hanya saja itu belum digarap dengan baik.
"Potensi di Indonesia sangat besar. Tetapi saya pikir banyak yang harus dilakukan dan rasanya seperti memulai dari nol," bukanya.
"Tentu saja, ada beberapa yang sudah mengerjakannya. Tapi perasaan saya, masih banyak hal yang harus dilakukan," sambung pemain berusia 30 tahun itu.
Terlanjur Cinta Indonesia
Ruxi sejatinya punya banyak alasan untuk meninggalkan Indonesia. Terlebih setelah enam bulan gajinya di PSIS Semarang belum terbayarkan.
Walau begitu, dirinya sudah terlanjur nyaman berada di sini. Pemain yang telah memiliki lisensi pelatih A UEFA itu mendapati banyak hal yang bisa dia lakukan untuk membangun sepak bola Indonesia.
"Ini adalah negara yang saya sukai. Saya suka orang-orangnya, cuacanya dan suasananya. Karena banyak alasan, saya pikir ini tempat yang bagus untuk mengembangkan grasroots sejak awal," tegasnya.
Fokus ke Grasroots
Selama satu tahun berada di Indonesia, Ruxi mendapati banyak hal yang membuatnya miris. Salah satunya menyebut negara ini miskin talenta.
Dari ribuan pemain lokal, hanya beberapa yang mampu menembus Timnas Indonesia. Rizky Ridho dan Marselino Ferdinan jadi dua nama yang berhasil menembus starter diantara sekumpulan pemain naturalisasi.
"Orang-orang bilang kalau tidak ada bakat di Indonesia, selalu menyalahkan bakatnya, tapi bagi saya, jelas kebalikannya. Saya pikir bakat itu sudah ada di sana," ucapnya.
"Kita hanya perlu menemukannya dan menciptakan sistem yang mendukung. Saya yakin banyak pemain muda Indonesia yang kurang beruntung dan tidak memiliki kesempatan bermain di akademi yang bagus," jelas Ruxi.
The Game Changer
Kepedulian Ruxi terhadap sepak bola tanah air dibuktikan dengan meluncurkan versi Bahasa dari platform The Game Changer. Per Agustus, platform taktikal ini bisa dinikmati oleh pegiat sepak bola Indonesia.
Platform ini memberikan kesempatan kepada siapapun baik pelatih, analis, manajer hingga fans sekalipun untuk mendapatkan insight taktikal terbaru dari seluruh penjuru dunia.
Ruxi mengakui bila waktu jeda setelah 'dilepas' PSIS, memberinya kesempatan bertemu orang-orang hebat. Dia mengajak beberapa analis lokal untuk bergabung ke timnya.
"Sebagai seorang yang terlibat langsung di sepak bola, saya paham kita tak selalu tahu apa yang terjadi di luar sana. Padahal setiap hari, ada banyak ide baru yang bisa kita tiru," katanya.
"Dari sini kita bisa melihat tren taktik yang berkembang di Marseille, Tigres atau dari klub manapun di dunia. Mereka yang telah mendaftar bisa mengadaptasinya dan mengembangkannya sendiri di timnya," rinci Ruxi.
Pembuktian di BRI Super League 2025/2026
Walau tengah sibuk memulai proyek pribadi, Ruxi tak lupa tugasnya sebagai seorang pesepakbola. Dimana ia membela Madura United untuk BRI Super League 2025/2026.
Berada di ujung zona aman musim lalu, tentu jadi mimpi buruk bagi tim sekelas Madura United. Pria berusia 30 tahun itu yakin timnya akan berbuat banyak musim ini.
"Mereka mempertahankan pemain penting musim lalu. Dengan tambahan pemain lokal yang bagus. Saya pikir kita dapat bersaing sepanjang musim ini," tutupnya.