
Jakarta - Timnas Indonesia diperkirakan akan segera memilih perusahaan yang akan bertanggung jawab untuk memproduksi apparel baru mereka selama periode 2026 hingga 2030. Langkah ini merupakan bagian dari persiapan mereka menjelang kompetisi mendatang.
Menurut Direktur Utama PT Garuda Sepak Bola Indonesia (GSI), Marsal Masita, saat ini jumlah peserta tender telah berkurang dan semakin spesifik. Hal ini menunjukkan bahwa proses seleksi berjalan dengan baik dan efisien.
Untuk diketahui, sebelumnya terdapat tujuh merek yang ikut dalam tender apparel Timnas Indonesia yang berlangsung pada pertengahan Juli 2025.
Ini menunjukkan adanya minat yang tinggi dari berbagai perusahaan untuk bekerja sama dengan tim nasional. Informasi yang beredar menyebutkan bahwa empat perusahaan asing terlibat dalam seleksi ini, yaitu Adidas, Puma, Kelme, dan Warrix.
Sementara itu, tiga merek lokal juga ikut serta, termasuk Erspo yang saat ini menjadi produsen jersey, serta Riors dan Masagi.
Dalam pernyataan terbarunya, Marsal menyampaikan bahwa jumlah peserta tender kini sudah berkurang. Meskipun demikian, ia enggan untuk mengungkapkan secara rinci merek-merek yang masih bersaing dalam proses ini.
“Jumlah peserta tendernya mengerucut, lebih sedikit dari tujuh,” kata Marsal kepada wartawan di Jakarta pada Senin (4/8/2025).
“Ada beberapa round, beberapa putaran. Kita masih proses. Segera harusnya, sesuai tenggat waktu, para pesertanya akan diinformasikan apakah mereka terpilih atau tidak,” tambahnya.
Berita video apparel Warrix memperlihatkan model jersey yang kemungkinan akan dipakai Timnas Indonesia untuk 2020. Seperti apa detailnya?
Presentasi untuk Tahap Kedua

Dalam proses seleksi, sebanyak tujuh peserta tender yang telah ditentukan sebelumnya diberikan tugas untuk mengumpulkan proposal resmi.
Proposal tersebut mencakup portofolio produk, penawaran komersial, rencana aktivasi, serta komitmen untuk mendukung Timnas Indonesia.
Sesi presentasi pertama untuk merek-merek tersebut telah dilaksanakan pada tanggal 22 hingga 25 Juli yang lalu. Setelah itu, PSSI dan GSI akan melanjutkan ke tahap presentasi kedua untuk menentukan merek terbaik sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
"Kami mau Timnas punya kualitas terbaik. Kualitas bahan terbaik, kualitas apparel terbaik. Itu dulu. Dengan teknologi yang ada hari ini," ungkapnya.
"Yang kedua, PSSI juga memikirkan keseluruhan komponen. Tidak cuma produksinya, tetapi di mana di-handle logistiknya, di mana di-handle distribusinya, termasuk penawaran finansialnya," tambahnya.
Bagaimana Nasib Erspo?

Dalam tengah proses tender yang berlangsung, Marsal Masita tetap membuka kemungkinan bagi Erspo untuk terus berperan sebagai produsen apparel untuk Timnas Indonesia, setelah mereka menjalin kerja sama sejak Februari 2024.
Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa Erspo harus mampu bersaing dengan para pesaing lainnya dengan menawarkan kualitas terbaik yang sesuai dengan harapan PSSI.
“Ya hari ini kan kita punya komitmen dengan Erspo hingga Februari 2026. Kebetulan Erspo juga ikut dalam proses tender,” ungkap Marsal.
“Saya tidak bisa bicara kaitannya dengan proses tender. Karena evaluasi yang mereka selama ini lakukan, juga termasuk pertimbangan kami ke depannya. Ketum juga menanamkan terus ke kami bahwa timnas harus dapat produksi yang terbaik,” tandasnya.