Kerjasama Bisnis TG:@LIUO9527
Posisi saat ini: Rumah / Pesan / APPI Keberatan dengan Slot 11 Pemain Asing di Super League Musim Depan: 198 Pesepak Bola Lokal Akan Kehilangan Pekerjaan

APPI Keberatan dengan Slot 11 Pemain Asing di Super League Musim Depan: 198 Pesepak Bola Lokal Akan Kehilangan Pekerjaan

Penulis:Wartawan Olahraga Tanggal:2025-07-08 21:30:03
Dilihat:3 Pujian
Perwakilan pemain, Andritany Ardhiyasa berbicara dalam diskusi Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) dan PSSI Pers di GBK Arena, Jakarta Pusat, Selasa (25/6/2024). (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Jakarta - Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) menyatakan keberatan terhadap regulasi terbaru yang dikeluarkan oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB) mengenai kuota sebelas pemain asing dalam setiap peserta Super League 2025/2026.

PT LIB memutuskan untuk menambah kuota pemain asing Super League menjadi sebelas, dengan maksimal delapan yang bermain dan masuk daftar susunan pemain (DSP).

APPI menilai kebijakan tersebut akan berdampak langsung terhadap jam terbang dan masa depan para pesepak bola lokal.

APPI sebenarnya memahami maksud dari penambahan kuota pemain asing dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas Super League. APPI juga mendukung tercapainya tujuan tersebut, terutama jika para pemain asing tersebut dapat berbagi ilmu dan pengalaman kepada para pemain lokal.

Namun, APPI melihat bahwa regulasi ini akan mengurangi kesempatan bermain bagi para talenta lokal. APPI khawatir bahwa dengan minimnya menit bermain, para pemain lokal bakal kesulitan berkembang dan berkompetisi di level yang lebih tinggi.

"Kami sangat menyayangkan bahwa regulasi yang akan secara langsung berimbas terhadap kehidupan para pemain diambil tanpa adanya komunikasi dan diskusi terlebih dahulu dengan para pemain," tulis APPI dalam situsnya pada Selasa (8/7/2025).


198 Pemain Super League dan 198 Pemain Championship

Perwakilan pemain, Andritany Ardhiyasa (kiri) dan Ahmad Jufrianto dalam diskusi Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) dan PSSI Pers di GBK Arena, Jakarta Pusat, Selasa (25/6/2024). (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

APPI mengungkapkan bahwa dari survei yang dilakukan kepada para pemain Super League, mayoritas menyatakan keberatan atas regulasi baru tersebut. Kebanyakan pemain cemas menit bermain akan tergerus karena saat ini hanya ada satu kompetisi di Tanah Air.

Berdasarkan perhitungan APPI, jika setiap klub Super League memaksimalkan kuota sebelas pemain asing, maka akan ada 198 pemain lokal yang kehilangan pekerjaan atau terpaksa turun kasta ke Championship.

Kondisi tersebut juga akan memicu efek domino karena 198 pemain Championship pun terancam kehilangan tempat dan kemungkinan terpaksa bermain di Liga Nusantara yang bersifat amatir.

"Sebagai asosiasi yang menaungi pemain lokal dan juga asing, APPI tidak mempermasalahkan berapapun kuota pemain asing yang ada. Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana dengan jam terbang talenta lokal di Indonesia," ujar Presiden APPI, Andritany Ardhiyasa.


Kontradiktif dengan Pernyataan Patrick Kluivert

Andritany menyatakan bahwa jika tujuan akhir dari peningkatan kualitas kompetisi adalah untuk mendongkrak prestasi Timnas Indonesia, maka kebijakan ini justru bertentangan dengan misi tersebut.

Kiper Persija Jakarta itu turut mengutip pernyataan pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert. "Jika para pemain tidak punya menit bermain di klub, maka kamu tidak bisa dapat kesempatan," ungkap Andritany menirukan ucapan Kluivert.

APPI menilai, persaingan dalam tim memang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pemain. Namun, kontestasi tersebut harus dibangun secara adil dan seimbang.

Fasilitas, infrastruktur, serta ekosistem sepak bola yang berkualitas menjadi pondasi penting yang harus diperhatikan, seperti yang diterapkan di negara-negara dengan industri sepak bola yang telah mapan.

Komentar

Kirim komentar
Galat kode pemeriksaan, silakan masukkan kembali
avatar

{{ nickname }}

{{ comment.created_at }}

{{ comment.content }}

IP: {{ comment.ip_addr }}
{{ comment.likes }}