
Padang - Kegiatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) untuk suporter sepak bola digelar di Hotel Truntum, Kota Padang, Selasa (2/9/2025). Agenda ini jadi langkah penting pemerintah dalam mendorong transformasi sepak bola nasional menuju industri olahraga yang modern.
Acara dibuka langsung oleh Deputi Bidang Pengembangan Industri Olahraga Kemenpora RI, Raden Isnanta, didampingi Asisten Deputi Olahraga Profesional, serta perwakilan dari PT Liga Indonesia Baru (LIB) dan PSSI.
Turut hadir perwakilan suporter Semen Padang dan unsur OPD provinsi maupun kota. Selain itu hadir pula Polda Sumbar, pemerhati sepak bola, pelatih sepak bola, dan owner Semen Padang FC yang ikut memberi masukan terkait pengelolaan kompetisi dan tata kelola suporter.
Dalam sambutannya Isnanta menegaskan Sumatra Barat memiliki potensi besar bukan hanya dari sisi prestasi klub, tetapi juga dalam pengelolaan suporter yang bisa menjadi model bagi daerah lain.
“Klub sepak bola di Sumbar merupakan salah satu yang terbaik dari beberapa klub yang sudah kami temui. Niatnya sama di berbagai tempat, yaitu memajukan sepak bola,” ujarnya.
Isnanta juga menilai ekosistem pertandingan Liga 1 yang dijalani Semen Padang sudah menunjukkan gambaran positif.
“Ekosistem pertandingan Semen Padang yang di dalamnya ada suporter fanatik dinilai cukup baik," ujar Isnanta.
"Salah satu indikatornya adalah tertibnya suporter, pengamanan yang rapi, organisasi suporter yang sudah berbadan hukum, dampak UMKM yang menggembirakan, serta komunikasi efektif yang terjalin baik antara pemilik klub, kepolisian, tenaga kesehatan, suporter, penyelenggara, dan berbagai pihak terkait,” ujar Isnanta.
Fondasi Penting Membangun Sepak Bola Sebagai Industri

Sejalan dengan pandangan pengamat sepak bola nasional, Akmal Marhali, Isnanta menilai penting bagi Sumatra Barat untuk menjadi role model pembinaan, pengelolaan klub, dan penciptaan budaya menonton yang sehat. Hal ini dinilai sebagai fondasi penting dalam membangun sepak bola sebagai industri.
Lebih jauh, Isnanta menekankan bahwa catatan dari forum KIE ini akan menjadi bahan evaluasi serius bagi Kemenpora, PSSI, dan PT LIB. Termasuk rekomendasi teknis seperti pembatasan jumlah penonton hingga pola pengawalan di stadion.
“Semua catatan dari klub dan suporter yang sudah kami sambangi akan menjadi landasan. Segera akan ada tindak lanjut yang lebih konkret, dan bisa dicontohkan dari sini,” katanya.
Kemenpora berharap melalui kegiatan ini lahir tata kelola suporter yang lebih profesional, sehingga sepak bola nasional tidak hanya berorientasi pada hasil pertandingan, tetapi juga berkembang sebagai industri olahraga.
“Sepak bola modern tidak bisa lagi hanya dilihat sebagai hiburan. Ini harus dikelola secara profesional, transparan, dan memberi nilai tambah ekonomi. Itulah arah yang sedang kami dorong agar sepak bola Indonesia benar-benar menjadi bagian dari industri olahraga,” tegas Isnanta.